SEJARAH ASAL USUL SUMEDANG LARANG

Punteun parantos kumaha wantun, bilih aya bahasa anu salah tur kacaletot. Tapi maksad ieu artikel mung bewara ka adi jeng ka sakancabalae komo nu utama barudak sakola anu masih keneh butuh informasi masalah asal usul jeng sajarah ngeunaan





ASAL MU ASAL KECAP SUMEDANG

Kata Sumedang berasal dari “inSUMEdal insun maDANGan”, Insun artinya saya Medal artinya lahir Madangan artinya memberi penerangan jadi kata Sumedang bisa berarti “Saya lahir untuk memberi penerangan”. Kalimat “Insun Medal Insun Madangan” terucap ketika Prabu Tajimalela raja Sumedang Larang I melihat ketika langit menjadi terang-benderang oleh cahaya yang melengkung mirip selendang (malela) selama tiga hari tiga malam. Kata Sumedang dapat juga diambil juga dari kata Su yang berarti baik atau indah dan Medang adalah nama sejenis pohon, Litsia Chinensis sekarang dikenal sebagai pohon Huru, dulu pohon medang banyak tumbuh subur di dataran tinggi sampai ketinggi 700 m dari permukaan laut seperti halnya Sumedang merupakan dataran tinggi.




SEJARAH DAN ASAL USUL SUMEDANG LARANG

Gambar. SILSILAH KETURUNAN LELUHUR SUMEDANG DIMULAI DARI PRABU AJI PUTIH


SEJARAH DAN ASAL USUL SUMEDANG LARANG

GAMBAR. SILISILAH LELUHUR SUMEDANG DIMULAI DARI
PRABU GEUSAN ULUN



ASAL MULA/ ASAL USUL SUMEDANG LARANG


Asal mula Sumedang berasal dari Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih (678 - 721 M) putra Aria Bima Raksa/Ki Balagantrang Senapati Galuh cucu dari Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh. Kerajaan Tembong Agung berada di Citembong Girang Kecamatan Ganeas Sumedang kemudian pindah ke kampung Muhara Desa Leuwi Hideung Kecamatan Darmaraja. Pada masa Prabu Tajimalela (721 - 778 M) putra dari Guru Aji Putih di bekas Kerajaan Tembong Agung didirikan Kerajaan Sumedang Larang. Sumedang Larang berarti tanah luas yang jarang bandingnya” (Su= bagus, Medang = luas dan Larang = jarang bandingannya). Masa kejayaan Sumedang Larang pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1601 M)ketika pada masa pemerintahan Pangeran Santri/Pangeran Kusumahdinata I raja Sumedang Larang ke-8 ayah dari Prabu Geusan Ulun pada tanggal 22 April 1578 atau bulan syawal bertepatan dengan Idul Fitri di Keraton Kutamaya Sumedang Larang Pangeran Santri menerima empat Kandaga Lante yang dipimpin oleh Sanghiang Hawu atau Jaya Perkosa, Batara Dipati Wiradidjaya (Nganganan), Sangiang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terong Peot membawa pusaka Pajajaran dan alas parabon untuk di serahkan kepada penguasa Sumedang Larang pada waktu itu dan pada masa itu pula Pangeran Angkawijaya/Pangeran Kusumadinata II dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang dengan gelar Prabu Geusan Ulun sebagai nalendra penerus kerajaan Sunda Padjajaran dan Raja Sumedang Larang ke-9. Ketika dinobatkan sebagai raja Prabu Geusan Ulun berusia + 23 tahun menggantikan ayahnya Pangeran Santri yang telah tua dan pada tanggal 11 Suklapaksa bulan Wesaka 1501 Sakakala atau tanggal 8 Mei 1579 M kerajaan Pajajaran “Sirna ing bumi” Ibukota Padjajaran jatuh ke tangan pasukan Kesultanan Surasowan Banten.
Yang akhirnya Sumedang mewarisi wilayah bekas wilayah Padjajaran dengan wilayahnya meliputi seluruh Padjajaran sesudah 1527 masa Prabu Prabu Surawisesa dengan batas meliputi; Sungai Cipamali (daerah Brebes sekarang) di sebelah timur, Sungai Cisadane di sebelah barat, Samudra Hindia sebelah Selatan dan Laut Jawa sebelah utara. Daerah yang tidak termasuk wilayah Sumedang Larang yaitu Kesultanan Banten, Jayakarta dan Kesultanan Cirebon. Dilihat dari luas wilayah kekuasaannya, wilayah Sumedang Larang dulu hampir sama dengan wilayah Jawa Barat sekarang tidak termasuk wilayah Banten dan Jakarta kecuali wilayah Cirebon sekarang menjadi bagian Jawa Barat. sehingga Prabu Geusan Ulun mendapat restu dari 44 penguasa daerah Parahiyangan yang terdiri dari 26 Kandaga LanteKandaga Lante adalah semacam Kepala yang satu tingkat lebih tinggi dari pada Cutak (Camat) dan 18 Umbul dengan cacah sebanyak + 9000 umpi. Pemberian pusaka Padjajaran pada tanggal 22 April 1578 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadinya Kabupaten Sumedang.
Peristiwa penobatan Prabu Geusan Ulun sebagai Cakrawarti atau Nalendra merupakan kebebasan Sumedang untuk mengsejajarkan diri dengan kerajaan Banten dan Cirebon. Arti penting yang terkandung dalam peristiwa itu ialah pernyataan bahwa Sumedang menjadi ahli waris serta penerus yang sah dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran di Bumi Parahiyangan. Pusaka Pajajaran dan beberapa atribut kerajaan yang dibawa oleh Senapati Jaya Perkosa dari Pakuan dengan sendirinya dijadikan bukti dan alat legalisasi keberadaan Sumedang, sama halnya dengan pusaka Majapahit menjadi ciri keabsahan Demak dan Mataram.


III. DARI MASA KERAJAAN KE MASA KABUPATEN


Pada tahun 1601 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya Pangeran Aria Soeriadiwangsa, pada masa Aria Soeriadiwangsa kekuasaan Sumedang Larang di daerah sudah menurun dan Mataram melakukan perluasan wilayah ke segala penjuru tanah air termasuk ke Sumedang. Pada waktu itu Sumedang Larang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk melawan yang akhirnya Pangeran Aria Soeriadiwangsa pergi ke Mataram untuk menyatakan Sumedang menjadi bagian wilayah Mataram pada tahun 1620. Wilayah bekas kerajaan Sumedang Larang diganti nama menjadi Priangan yang berasal dari kata “Prayangan” yang berarti daerah yang berasal dari pemberian yang timbul dari hati yang ikhlas dan Pangeran Aria Soeriadiwangsa diangkat menjadi Bupati Sumedang pertama dan diberi gelar Rangga Gempol I (1601 – 1625 M). Sumedang menjadi bagian dari wilayah Mataram karena Pangeran Aria Soeriadiwangsa I mengganggap: 1. Sumedang sudah lemah dari segi kemiliteran. 2. menghindari serangan dari Mataram karena waktu itu Mataram memperluas wilayah kekuasaannya dari segi kekuatan Mataram lebih kuat daripada Sumedang. 3. menghindari pula serangan dari Cirebon dan VOC. Sultan Agung kemudian membagi-bagi wilayah Priangan menjadi beberapa Kabupaten yang masing-masing dikepalai seorang Bupati, untuk koordinasikan para bupati diangkat seorang Bupati Wadana. Pangeran Rangga Gempol I adalah Bupati Sumedang yang merangkap sebagai Bupati Wadana Priangan pertama (1601 – 1625 M).


LETAK IBU KOTA KERAJAAN DAN KABUPATEN TAHUN 678-1706 M 
DAN BEKAS IBU KOTA KERAJAAN SUMEDANG

SEJARAH DAN ASAL USUL SUMEDANG LARANG




Yang akhirnya wilayah Sumedang Larang pada masa Prabu Geusan Ulun menjadi wilayah Sumedang sekarang. Berakhirlah sudah kerajaan Sunda terakhir Sumedang Larang di Jawa Barat Sumedang memasuki era baru yaitu Kabupaten pada tahun 1620 sampai sekarang. Sejak menjadi Kabupaten, Bupati yang memimpin Sumedang sampai tahun 1949 merupakan keturunan langsung dari Prabu Geusan Ulun (lihat masa pemerintahan) tetapi pada tahun 1773 – 1791 yang menjadi Bupati Sumedang adalah Bupati penyelang/sementara dari Parakan Muncang. Menggantikan putra Bupati Surianagara II yang belum menginjak dewasa Rd. Djamu atau terkenal sebagai Pangeran Kornel.



BEKAS IBU KOTA KABUPATIAN SUMEDANG

SEJARAH DAN ASAL USUL SUMEDANG LARANG




MASA PEMERINTAHAN

RAJA DAN BUPATI SUMEDANG


I. MASA KERAJAAN.1. Prabu Guru Aji Putih (Raja Tembong Agung) 678 - 7212. Batara Tuntang Buana / Prabu Tajimalela. 721 - 7783. Jayabrata / Prabu Lembu Agung 778 - 8934. Atmabrata / Prabu Gajah Agung. 893 - 9985. Jagabaya / Prabu Pagulingan. 998 - 11146. Mertalaya / Sunan Guling. 1114 – 12377. Tirtakusuma / Sunan Tuakan. 1237 – 14628. Sintawati / Nyi Mas Ratu Patuakan. 1462 – 15309. Satyasih / Ratu Inten Dewata Pucuk Umum 1530 – 1578( kemudian digantikan oleh suaminya Pangeran Kusumadinata I / Pangeran Santri )10. Pangeran Kusumahdinata II / Prabu Geusan Ulun 1578 – 1601
II. MASA BUPATI PENGARUH MATARAM.11. Pangeran Suriadiwangsa / Rangga Gempol I 1601 – 162512. Pangeran Rangga Gede / Kusumahdinata IV 1625 – 163313. Raden Bagus Weruh / Pangeran Rangga Gempol II. 1633 – 165614. Pangeran Panembahan / Rangga Gempol III 1656 - 1706
III. MASA PENGARUH KOMPENI VOC.15. Dalem Adipati Tanumadja. 1706 – 170916. Pangeran Karuhun / Rangga Gempol IV 1709 – 174417. Dalem Istri Rajaningrat 1744 – 175918. Dalem Adipati Kusumadinata VIII / Dalem Anom. 1759 - 1761 19. Dalem Adipati Surianagara II 1761 - 1765 20. Dalem Adipati Surialaga. 1765 – 1773
IV. MASA BUPATI PENYELANG / SEMENTARA21. Dalem Adipati Tanubaya 1773 – 177522. Dalem Adipati Patrakusumah 1775 – 178923. Dalem Aria Sacapati. 1789 – 1791
V. MASA PEMERINTAHAN BELANDA.Merupakan Bupati Keturunan Langsung leluhur Sumedang.24. Pangeran Kusumadinata IX / Pangeran Kornel. 1791 – 182825. Dalem Adipati Kusumayuda / Dalem Ageung. 1828 – 183326. Dalem Adipati Kusumadinata X / Dalem Alit. 1833 – 183427. Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja 1834 – 183628. Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Sugih. 1836 – 188229. Pangeran Aria Suriaatmadja / Pangeran Mekkah. 1882 – 191930. Dalem Adipati Aria Kusumadilaga / Dalem Bintang. 1919 – 193731. Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1937 – 1946
VI. MASA REPUBLIK INDONESIA32. Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1945 – 194633. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1946 – 194734. R. Tumenggung Mohammad Singer. 1947 – 194935. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1949 – 1950(Bupati terakhir keturunan langsung leluhur Sumedang)





0 comments:

Post a Comment