Selayang Pandang
Kelompok Tani Mandiri Darmaraja Sumedang selalu mempertimbangkan segala aspek yang mempengaruhi dalam usaha Budidaya Jamur Tiram Putih, termasuk perhitungan Analisis Modal Usaha Pengembangan Budidaya jamur Tiram Putih. Dengan perhitungan tersebut kami mempunyai tolak ukur dan target usaha dalam pengembangan budidaya tersebut, yang terpenting bagi kami bisa menekan serendah-rendahnya kegagalan dalam pembuatan Baglog jamur, dengan begitu hasil dicapai akan maksimal.
Banyak pakar jamur dan banyak teori tentang jamur tiram ini, tapi tidak banyak memberikan manfaat banyak karena terkadang informasi dan ilmu yang diberikan tidak sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Banyak juga para kelompok tani/budidaya yang lain memberikan sumber informasi tidak sesuai dengan kenyataan, hal tersebut berhubungan dengan tingkat persaingan dalam budidaya jamur tiram putih.
Kami memberikan informasi ini bukan lain hanya ingin berbagi dengan anda, kami bukan pakar jamur tetapi kami narasumber yang bisa dipercaya berdasarkan pengalaman dan hasil yang sudah kami capai selama ini. Berikut mengenai analisis usaha pengembangan budidaya jamur tiram putih:
Analisis Usaha Pengembangan Budidaya Jamur Tiram Putih
1. Modal Investasi
Modal Investasi terdiri dari modal tetap yang bersifat permanen, artinya modal investasi ini merupakan modal yang dialokasikan untuk kebutuhan dan kepentingan usaha/kelompok tani. Berikut kami paparkan mengenai modal investasi, diantaranya adalah:
a. Modal Lahan/sewa Lahan
Lahan bisa menyewa atau memakai milik pribadi/kelompok, karena lahan merupakan aspek penting
dalam Budidaya Jamur Tiram Putih, minimal lahan seluas 15 x 10 meter persegi (Kapasitas 5000 Log)
25 x 14 meter bisa menampung kapasitas diatas 6000 log. Masalah lahan tergantung kebutuhan
b. Modal Pembuatan Kumbung
Dalam membuat kumbung jamur, hal yang perlu diperhatikan adalah luas lahan dan cara pembuatannya
harus memenuhi standarisasi baku yang sudah disepakati bersama. Minimal kelembaban, keasaman
PH, suhu, intensitas cahaya sinar matahari memenuhi syarat pembuatan kumbung. Contoh bisa dilihat
dari Kumbung milik kami, bisa dilihat di halaman bloger ini. Secara teori memang demikian tapi pada
Praktek dan kenyataannYa nanti akan berbeda 180 derajat, mengapa demikian? karena banyak faktor.
(nanti akan kami bahas dan kupas tuntas).
c. Modal Peralatan Pengolaan Media Tanam (Baglog)
Pembelian peralatan pengolahan media tanam (Baglog) sangat penting, mengapa demikian? karena jika
tidak ada peralatan ini akan sulit terwujud kita bisa mempunya Baglog. berikut alat-alat pembuatan
media tanam (Baglog):
- Ring
- Karet
- Plastik (ukuran sesuai kebutuhan)
- Spatula
- Smawar Kompor Gas
- Tabung Gas 3 Kg 4 buah
- Drum Minyak Kelapa yg sudah steril
- Plastik (ukuran sesuai kebutuhan)
- Spatula
- Smawar Kompor Gas
- Tabung Gas 3 Kg 4 buah
- Drum Minyak Kelapa yg sudah steril
- Cangkul
- Sekop
- Piring plastik
- dll.
d. Modal Pembuatan Ruang Inokulasi
Ruang inokulasi dalam proses ini sangat penting adanya, jadi harus diperhatikan betul-betul
Jangan yang mewah, pembuatan yang sederhana saja bisa tergantung kebutuhan kita mau apa dan
bagaimana
e. Modal Alat Pres Baglog
Alat Presbaglog sangat penting perananya dalam proses produksi karena alat pres Baglog mampu
meminimalisir tingkat kegagalan serendah mungkin, efektifitas dengan kepadatan yang sama rata
terhadap Baglog merupakan faktor kunci keberhasilan dalam budidaya, namun mengenai masalah
alat pres Baglog masih pada awam belum sepenuhnya memiliki karena terbatasnya sumber informasi
dan kreasi. Adapun beberapa alat pres baglog bisa diklasifikasikan berdasarkan tingkat produksi
untuk skala 10.000 Baglog menggunakan alat pres Baglog yang hydrolik atau mesin
untuk kapasitas 5.000 Baglog ke bawah bisa menggunakan alat pres Baglog yang manual, seperti
yang kami miliki saat ini.
f. Modal Pengukusan
Pengukusan merupakan alat penentu akhir dalam tahapan proses pembuatan, dan bisa disesuaikan
sesuai dengan kebutuhan usaha/ kelompok. Berikut contoh gambar kami
2. Modal Operasional
Modal operasioanl, meliputi:
- Pengadaan bahan-bahan media tanam baglog
- Peralatan operasional penunjang
- Upah kerja
- Biaya Pemasaran
- Perawatan pasca panen
3. Perhitungan Analisis Produksi
Jika tingkat keberhasilan inkubasi Baglog ditekan maksimum 95% itu sudah sangat baik, tergantung
proses pembuatan dan bibit F1 yang bagus, biasanya per Baglog lebih dari 650 gram. Jika masih 75 -
80% berarti masih standar dan masih banyak tingkat kegagalan dalam produksi Baglog serta per Baglog
bisa kurang dari 500 gram. (untuk konsultasi bisa hubungi kami via email)
Contoh : 6.000 Baglog x 95% = 5.700 Baglog
berarti tingkat kegagalan rendah dan layak untuk dilanjutkan
Jika tingkat kegagalan tinggi, maka perlu dikaji dan proses pembuatan Baglog perlu di evaluasi
4. Perhitungan Analisis Hasil Produksi
1 buah media tanam akan menghasilkan jamur 0,40 kg s/d 0,60 kg, ini adalah jumlah akumulatif dari awal
panen dan sampai selesai. 1 buah media tanam akan tumbuhan jamur per 20 hari setelah dipetik, periode
dapat tumbuh (3 - 4) kali, tergantung dari kandungan nutrisi di dalam media tanam dan tatacara merawat
media tanam.
- Masa periode kurang lebih 3 - 4 bulan.
- Masa panen jamur akan terjadi setiap hari, contoh dari 10.000 media tanam (baglog)
akan menghasilkan rata-rata per hari 60 kg sampai 80 kg, bila harga jamur dijual seharga Rp 10.000,
artinya akan ada pemasukan sekitar Rp 600.000 s/d Rp 800.000,- per hari.
- Modal media tanam per baglog Rp 2.500,-x 10.000 media tanam = Rp 25.000.000,-
- Hasil produksi = 90 % x 0,60 kg x 10.000 log x Rp 10.000,- per kg = Rp 54.000.000,-
- Keuntungan bruto per bulan = (Rp 54.000.000 - Rp 25.000.000,- ) : 4 bulan = Rp 7.250.000,-
5. Analisis Pengembalian Modal Investasi
Laba Bersih : Biaya Investasi x 100%
Demikian hasil analisis yang dapat kami paparkan, semoga bermanfaat bagi para pelaku usaha baik yang mau memulai usaha ini. saran dan Komentar sangat harapkan demi kelangsungan bloger ini. Jika masih ada yang kurang dimengerti bisa menghubungi kami via email.
0 comments:
Post a Comment