Senin, 30 Agustus 2016
Jawa barat terkenal dengan budaya sunda, tarian
jaipongnya yang sudah terkenal dan wayang goleknya yang unik dan mengagumkan,
dan yang tidak kalah mengagumkan adalah angklung, merupakan alat musik yang
terbuat dari bambu yang menghasilkan suara khas yang tiada bandingannya dan
hanya indonesialah yang memiliki alat musik ini,semua ini adalah ciri khas jawa
barat. Kebudayaan Sunda merupakan salah satu
kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi
bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya
perlu dilestarikan. Kebudayaan-kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
A.
Tari merak
Tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan
yang terkenal pesolek untuk menarik hati sang betina.Sang jantan akan
menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni untuk
menarik hati sang betina. Gerak gerik sang jantan yang tampak seperti tarian
yang gemulai untuk menampilkan pesona dirinya yang terbaik sehingga sang betina
terpesona dan melanjutkan ritual perkawinan mereka. Setiap gerakan penuh makna
ceria dan gembira, sehingga tarian ini kerap digunakan sebagai tarian
persembahan bagi tamu atau menyambut pengantin pria menuju pelaminan.
Gambar Tari Merak
Kostumnya yang berwarna warni dengan aksen khas
burung merak dan ciri khas yang paling dominan adalah sayapnya dipenuhi dengan
payet yang bisa dibentangkan oleh sang penari dengan satu gerakan yang anggun
menambah indah pesona tarian ini, serta mahkota yang berhiaskan kepala burung
merak yang disebut singer yg akan bergoyang setiap penari menggerakkan
kepalanya.
B.
Tari Jaipongan
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka
budaya yang unik dan menarik,Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang
terkenal dari daerah ini. Jaipongan atauTari Jaipong sebetulnya merupakan
tarian yang sudah moderen karena merupakanmodifikasi atau pengembangan dari
tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.
Gambar Tari jaipongan
TariJaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang
khas pula, yaitu Degung. Musik inimerupakan kumpulan beragam alat musik seperti
Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi, dsb.Degung bisa diibaratkan ‘Orkestra’ dalam
musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari TariJaipong ini adalah musiknya yang
menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol
selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh
seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik,
Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta
pernikahan.Dan masih banyak tarian lainnya yg berasal dari tanah sunda/jawa
barat.
C.
Angklung
Sejak Angklung adalah sebuah alat atau waditra
kesenian yang terbuat dari bambu khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng
Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas
kepentingan kesenian lokal atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang
ditimbulkannya sangat merdu dan juga memiliki kandungan lokal dan internasional
seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada, maka
angklung pun cepat berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga
dipertunjukan regional, nasional dan internasional.
Gambar Miss Universe Memainkan Angklung
Bahkan konon khabarnya
pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada
Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.Jumlah pemain
angklung bisa dimainkan oleh sampai 50 orang, bahkan sampai 100 orang dan dapat
dipadukan dengan alat musik lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dan
lain-lain. Selain sebagai alat kesenian, angklung juga bisa digunakan sebagai
suvenir atau buah tangan setelah dihiasi berbagai asesoris lainnya.
D.
Wayang Golek
Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka
yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi
suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam
menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan
Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek
biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara
lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya
semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul
04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan
dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat).
Gambar Wayang Golek Putra Giri Harja 3
(Alm. H. ASEP SUNANDAR SUNARYA)
Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat
dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan
Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.Tokoh-tokoh ini digemari
karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran
lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton.
Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi
yang sangat menarik.
E.
Kuda Renggong
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu
jenis kesenian helaran yang terdapat diKabupaten Sumedang, Majalengka dan
Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni,
budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut,Budak sunat tersebut
dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para
Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.
Gambar Kuda Renggong
Sebagai seni
pertunjukan rakyat yang berbentuk seni helaran (pawai,
karnaval), Kuda Renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya
yang tegap dan kuat, asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para
penari, dll., dan semakin hari semakin semarak dengan pelbagai kreasi para
senimannya. Hal ini tercatat dalam setiap festival Kuda Renggong yang diadakan
setiap tahunnya. Akhirnya Kuda Renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten
Sumedang.
Gambar Pertunjukkan Kesenian Seni Kuda Renggong
Pertunjukan Kuda Renggong dilaksanakan
setelah anak sunat selesai diupacarai dan diberi doa, lalu dengan berpakaian
wayang tokoh Gatotkaca, dinaikan ke atas kuda Renggong lalu
diarak meninggalkan rumahnya berkeliling, mengelilingi desa. Musik pengiring
dengan penuh semangat mengiringi sambung menyambung dengan tembang-tembang yang
dipilih, antara lain Kaleked, Mojang Geulis, Rayak-rayak, Ole-ole Bandung,Kembang Beureum, Kembang
Gadung, Jisamsu,
dll. Sepanjang jalan Kuda Renggong bergerak menari dikelilingi oleh sejumlah
orang yang terdiri dari anak-anak, juga remaja desa, bahkan orang-orang tua
mengikuti irama musik yang semakin lama semakin meriah.
F.
Sisingaan
Sisingaan adalah suatu kesenian khas
masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang menampilkan 2-4 boneka singa yang diusung
oleh para pemainnya sambil menari. Di atas boneka singa yang diusung itu
biasanya duduk seorang anak yang akan dikhitan atau seorang tokoh masyarakat.
Ada beberapa versi tentang asal-usul kesenian yang tumbuh dan berkembang di
kalangan masyarakat Jawa Barat ini. Versi pertama mengatakan bahwa sisingaan
muncul sekitar tahun 70-an. Waktu itu di anjungan Jawa Barat di TMII
ditampilkan kesenian gotong singa atau sisingaan yang bentuknya masih
sederhana. Dan, dari penampilan di anjungan Jawa Barat itulah kemudian kesenian
sisingaan menjadi dikenal oleh masyarakat hingga saat ini.
Gambar Sisingaan (Singa Depok Subang)
Dalam perkembangan bentuknya
Sisingaan, dari bentuk Singa Kembar yang sederhana, semakin lama disempurnakan,
baik bahan maupun rupanya, semakin gagah dan menarik. Demikian juga para
pengusung Sisingaan, kostumnya semakin dibuat glamour dengan warna-warna
kontras dan menyolok Dalam perkembangan
selanjutnya, kesenian sisingaan bukan hanya menyebar ke daerah-daerah lain di
Kabupaten Subang, melainkan juga ke kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat,
seperti Kabupaten Bandung, Purwakarta dan Sumedang.
Gambar Pertunjukkan Kesenian Singa Depok Subang
Pertunjukan sisingaan diawali dengan kata-kata sambutan yang
dilakukan oleh pemimpin kelompok. Setelah pemimpin kelompok memberikan kata
sambutan, barulah anak yang akan dikhitan atau tokoh masyarakat yang akan
diarak dipersilahkan untuk menaiki boneka singa. Selanjutnya, alat pengiring
ditabuh dengan membawakan lagu-lagu yang berirama dinamis sebagai tanda
dimulainya pertunjukan. Kemudian, sejumlah 8 orang pemain akan mulai menggotong
dua buah boneka singa (satu boneka digotong oleh 4 orang).
G.
Tembang Cianjuran
Kesenian
Tembang Sunda Cianjuran sebenarnya adalah seni mamaos, dimana kesenian ini
lahir di Kabupaten Cianjur. Dikarenakan seni mamaos ini lahir di Kabupaten
Cianjur, maka sejak tahun 1930-an kesenian tersebut di namakan Tembang
Sunda Cianjuran dan di kukuhkan pada tahun 1962 ketika diadakan musyawarah
Tembang Sunda se Pasundan di Bandung. Seni mamaos lahir pada masa pemerintahan
Bupati Cianjur yang bernama R.A.A. Kusumaningrat sekitar Tahun 1834 – 1864.
Bupati kusumaningrat.
Gambar Pertunjukkan Kesenian Tembang Cianjuran
Dalam lagu-lagu Tembang Sunda
Cianjuran menggunakan laras pelog degung, madenda, salendro, serta
mandalungan. Ada beberapa macam wanda (gaya) dalam lagu Tembang
Sunda, diantaranya : wanda papantunan, jejemplangan, dedegungan, dan
rarancagan, yang sekarang di tambah dengan wanda kakawen serta panambih sebagai
wanda tersendiri. Lagu-lagu yang menggunakan wanda papantunan di antaranya:
papatet, teja mantri, raja mantri, mupu kembang, pangapungan, dll. Pada awalnya
Tembang Sunda Cianjuran berfungsi sebagai musik hiburan dan alat silaturahmi di
kalangan para menak, tetapi setelah berkembang ke daerah lain sampai sekarang
Tembang Sunda Cianjuran menjadi seni hiburan yang bersifat profit dan bersifat
umum seperti kesenian-kesenian pada umumnya.
Berdasarkan bahan asal dan sifat lagunya mamaos
dikelompokkan dalam beberapa wanda, yaitu: papantunan, jejemplangan,
dedegungan, dan rarancagan. Sekarang ditambahkan pula jenis kakawen dan
panambih sebagai wanda tersendiri. Lagu-lagu mamaos dari jenis tembang banyak
menggunakan pola pupuh Kinanti, Sinom, Asmarandana, dan Dangdanggula, serta ada di antaranya lagu dari
pupuh lainnya.
H.
Tarawangsa
Tarawangsa merupakan salah satu
jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa
Barat.
Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua pengertian: (1) alat musik
gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi dan (2)
nama dari salah satu jenis musik tradisional Sunda. Tarawangsa lebih tua
keberadaannya daripada rebab, alat gesek yang lain. Naskah kuno Sewaka Darma dari awal abad
ke-18 telah menyebut nama
tarawangsa sebagai nama alat musik. Kesenian
Tarawangsa hanya dapat ditemukan di beberapa daerah tertentu di Jawa Barat,
yaitu di daerah Rancakalong (Sumedang), Cibalong,
Cipatujah (Tasikmalaya Selatan), Banjaran (Bandung), dan Kanekes (Banten Selatan). Dalam kesenian Tarawangsa di daerah
Cibalong dan Cipatujah, selain digunakan dua jenis alat tersebut di atas, juga
dilengkapi dengan dua perangkat calung rantay, suling, juga nyanyian.
Gambar Seni Pertunjukkan Tarawangsa
Alat musik tarawangsa dimainkan dalam laras pelog, sesuai
dengan jentrengnya yang distem ke dalam laras pelog. Demikian pula
repertoarnya, misalnya tarawangsa di Rancakalong terdiri dari dua kelompok
lagu, yakni lagu-lagu pokok dan lagu-lagu pilihan atau lagu-lagu tambahan, yang
semua berlaraskan pelog. Lagu pokok terdiri dari lagu Pangemat/pangambat,
Pangapungan, Pamapag, Panganginan, Panimang, Lalayaan dan Bangbalikan. Ketujuh
lagu tersebut dianggap sebagai lagu pokok, karena merupakan kelompok lagu yang
mula-mula diciptakan dan biasa digunakan secara sakral untuk mengundang Dewi
Sri.
Demikian yang bisa kami sampaikan, mohon maaf jika masih banyak kekuranagn mengenai isi materi, sumber referensi, dll.
Semoga hal ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Saran dan komentar yang membangun sangat kami harapkan demi kelangsungan blog ini.
Wassalam
0 comments:
Post a Comment