MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA DARI ZAMAN PRA SEJARAH ERA KLASIK DAN ERA MODERN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran......
Oleh,
NAMA ANDA (KELOMPOK)
LOGO SEKOLAH
COTOH:
SMA NEGERI 1 DARMARAJA
SUMEDANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni rupa adalah salah
satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium
penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa adalah garis,
bidang, bentuk, huruf, angka, warn, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa yang
dijadikan medium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa seperti seni
lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, dan sebagainya. Sebagai karya seni,
seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan bentuknya
dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga
dimensi (trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang
diterakan pada bidang datar seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan
karya seni rupa tiga dimensi dalah karya seni rupa yang menggunakan
bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai
mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.
Selain penggolongan
berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan berdasarkan
fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia. Berdasarkan kegunaannya
dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa pakai
(applied art) yang sering disebut dengan seni kriya. Seni rupa murni atau seni
murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan semata dan tidak
memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni dapat
kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa
pakai atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni
rupa juga memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari.
Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa dikenal sebagai seni kriya. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam pengertian
terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.
2.1 Sejarah Seni Rupa
Perkembangan seni rupa
dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern. Secara garis besar,
sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:
1. Seni Rupa Zaman Pra Sejarah
Seni rupa dapat
dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas tertentu, seni rupa
telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang dimaksud ditemukan
dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu, patung-patung leluhur
masyarakat prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar) yang
digoreskan pada dinding-dinding goa. Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad
ke-20, ditemukan pada beberapa tempat hasil seni yang dianggap orang paling tua
hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan lukisan-lukisan pada dinding
gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di
Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera. Lukisan-lukisan yang
dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat dengan
digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu
dangklik) dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan
terdapat gambar-gambar binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa
kutub, kuda liar, dan babi hutan. berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan berdasarkan
fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia. Berdasarkan kegunaannya
dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa pakai
(applied art) yang sering disebut dengan seni kriya. Seni rupa murni atau seni
murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan semata dan tidak
memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni dapat
kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa
pakai atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni
rupa juga memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari.
Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa dikenal sebagai seni kriya. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam pengertian
terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.
2. Zaman Peradaban Bangsa-Bangsa Kuno
Bangsa-bangsa timur
yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah Mesir dikenal
sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita dapat
menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur,
patung, serta lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx
serta relief-relief dan lukisan pada dinding bagian dalamnya. Selain bangsa
Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-bangsa yang
memiliki kebudayaan yang tinggi.
Bangsa Yunani dan
Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di dunia.
Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk geometris
yang diterakan pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda kerajinan
tangan lainnya. Sementara itu, bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di
dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei.
3. Zaman Abad Pertengahan
Periode ini berlangsung
mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama Nasrani di Romawi, dan
berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya benua Amerika.
Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya
Yuani Purba dan Romawi yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak
dewa) dan dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman ini gereja memiliki
pengaruh yang sangat besar.
4. Seni Rupa Zaman
Renaissance
Zaman renaissance
merupakan zaman perubahan besar-besaran dalam berbagai bidang keilmuan dan seni
budaya. Kemapanan gereja mulai terusik oleh berbagai pertentangan serta
penemuan dalam bidang-bidang keilmuan.
Penemuan-penemuan baru dalam bidang geografi, fisika, astronomi telah
dianggap sebagai hal yang menentang keberaddan da kemapanan agama. Galileo
(1564-1642), seorang ahli fisika, ahli astronomi dan juga filsuf, ditangkap dan
dipenjara dengan tanpa ditentukan batas waktunya karena penemuannya
bertentangan dengan hokum-hukum yang dipercayai gereja. Tokoh-tokoh seni rupa
yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan
Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada bentuk-bentuk
bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah dan
bangunan gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh
gereja di Italia serta seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.
5. Seni Rupa Zaman Barok
dan Rokoko
Kata Barok (baroque)
berasal dari bahasa Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”.
Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini. Zaman
Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni
Italia ke seluruh daratan Eropa. Jika misi renaissance adalah melepaskan diri
dari cara berpikir zaman pertengahan dan dipenuhi pola pikir gereja, maka barok
melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta nuasnsa-nuansa yang terkandung
pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok terkesan berlebihan
dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang seniman
Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh
perkasa.
Rococo diambil dari
kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang sangat
digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan
kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari
aslinya, lebih hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang
pesanan kaum bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini
kkary seni diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak
berharga.
6. Seni Rupa Abad ke-19
Penggalian kembali
corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba dan Romawi
telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo
klasisme dalam seni lukis dan seni patung. Beberapa catatan
penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad ke-19 ini
adalah sebagai berikut:
- Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism, simbolisme, munumentalisme, dll.
- Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian secara umum.
- Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan warna cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran.
- Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi, melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.
Beberapa tokoh seniman
yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang dianutnya adalah
sebagai berikut:
- Klasisisme :arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (1748-1825)
- Romantisme: Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.
- Impresionisme: Jean Claude Monet, Eduard Manet dll
- Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll.
- Realisme : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll.
- Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dll
- Ekspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.
7. Seni Rupa Abad ke-20
Dengan pecahnya Perang
Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang seni rupa yang
meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru
sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah
membangkitkan semangat baru dalam bidang seni rupa.
7. Aliran yang Bermunculan
Aliran-aliran yang
bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh Henri
Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll.
Futurisme menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini.
Absolutisme menampilakn pelukis Wassily Kadinsky.
Terima ksih telah mengunjungi blog kami. Jangan lupa KOMENTARnya ditunggu oleh kami sebagai bahan masukan dan kritikan agar kedepannya blog kami bisa tetap eksis.
Diberdayakan oleh: http://presbaglogmandiri.blogspot.co.id/
0 comments:
Post a Comment